my blog.

Minggu, 12 Oktober 2014

“AFTER YOU GO”

Summary : Aku hanya manusia biasa yang merindukankamu dalam diam dan kemudian menghapusnya dengan air mata yang menetes
Seorang wanita sedang berjalan-jalan dipinggir bibir pantai, menikmati semilir angin yang menerpa wajah dan kulit wanita itu. Wanita itu berjalan sendirian menikmati suara ombak laut yang menemaninya. Dan lagi, wanita itu menangis, menangis saat mengingat kejadian itu. Meskipun memang dia tak ingin melupakannya tapi tetap saja dia selalu menangis saat mengingatnya.
~oOo~
Seorang wanita tinggi, dengan memakai dress selutut sangat manis ditambah dengan rambutnya yang pendek sebahu, menambah kesempurnaan penampilan wanita tersebut. Young Mi, Sung Young Mi gadis mungil manis dengan mata bulat kecoklatannya.
“aisshh.. sudah jam berapa ini?” seru Young Mi sebal sambil melirik arloji ditangannya. Bagaimana tidak sebal, jika nyatanya ia sudah menunggu lebih dari 30 menit, sedangkan yang ditunggu, sama sekali belum menunjukan batang hidungnya.
Lalu
tiba-tiba sepasang tangan melingkar dipinggang gadis itu. Dia tersenyum tipis saat tau siapa laki-laki itu, Park Ji Hoon, laki-laki yang selalu menemaninya,sekaligus kekasihnya selama 3 tahun ini.
“Menungguku?”Tanya Ji Hoon tanpa berasa bersalah.
Mbwolla¹ !! Menurutmu?” jawab Young Mi sebal sambil melepaskan pelukan JiHoon dengan kasar.
“Mian², kau ingin es krim?”
“Kau merayuku? Tanya Young Mi tak percaya
“emm.., Wae³? Kau ingin menolak??” goda Ji Hoon jahil.
“ck dasar menyebalkan!“ ujar Young Mi sambil memukul pundak Ji Hoon. Ji Hoon pun tersenyum
“Kajja⁴” ajaknya semangat  sambil membawa tangan Young Mi dalam genggamannya erat.

—Wiki Cafe—
“Kau ingin yang mana? Rasa coklat atau vanilla?” Tanya Ji Hoon
“Um.. Aku ingin rasa vanilla dengan oreo” jawab Young Mi dengan senyum manis
“Araseo⁵ kau tunggu saja disana, duduk yang manis dan tunggu pangeran tampanmu ini membawakan es krim untukmu” ucapnya narsis
“hm.. “ jawab Young Mi geli sambil berjalan menuju kursi yang tersedia
Young Mi duduk didekat jendela sambil melihat Ji Hoon yang sedang melirik kearahnya,
“Cih, pangeran tampan apanya hahaha”
Saat Ji Hoon selesai membayar, ia segera membawa pesanan mereka tadi kemeja, namun saat hendak membawa pesanannya, pandangan Ji Hoon tiba-tiba mengabur, ia kehilangan keseimbangan dan pingsan. Seketika Young Mi panik, dia langsung berlari menghampiri Ji Hoon sambil menepuk-nepuk pipinya.
“Ji Hoonna..Irona⁶ !! Hiks.. Kau kenapa? Ji Hoonna, bangunlah, kumohon..!! Jangan buat aku takut JiHoonna..” teriak Young Mi panik dengan isakan yang terus meluncur dari bibirnya.

—Hospital in Seoul—
Kondisi anda semakin  memburuk Ji Hoonssi⁷ anda harus segera dioperasi! Jika tidak kondisimu akan semakin memburuk” nasihat sang dokter pada Ji Hoon
Aku sudah merasa baikan dok, operasipun tidak ada gunanya!” ujarnya putus asa.
“Tapi kondisimu akan semakin memburuk Ji Hoonssi..” bujuk dokter padanya
“Untuk apa melakukan hal yang sia-sia jika angka kemungkinan operasi berhasil hanya 35%? Sudah cukup dok! Dan saya minta tolong, jangan beri tau Young Mi tentang masalah ini. Saya harap dokter dapat merahasiakan hal ini” pinta Ji Hoon
Dokter pun tak bisa berbuat lebih, memang sulit jika harus menghadapi sikap Ji Hoon yang keras kepala. Akhirnya dokter pasrah dan keluar dari ruangan Ji Hoon
“Bagaimana keadaan Ji Hoonn dok?” tanya Young Mi saat melihat dokter keluar.
“hah~ dia hanya kelelahan saja, kau boleh menjenguknya sekarang” ujar dokter dengan senyum tipisnya.
“um, kamsahabnida⁸ dokter” ucap Young Misopan kemudian segera masuk.
*toktok*
“Gwenchana⁹?” Tanya Young Mi khawatir
“hmm.. aku baik-baik saja” jawab Ji Hoon meyakinkan
“kau harus istirahat! Kenapa kau bias sampai pingsan begini?” kata Young Mi menahan air matanya
Tiba-tiba Ji Hoon menarik Young Mi kedalam pelukannya
“Mianhae Young Miya, hm? Aku janji aku tak akan pernah membuatmu khawatir lagi, aku janji”
“hiks.. Yeoksokae¹⁰?”
“emm, yeokso” jawab Ji Hoon dengan senyum tulus dibibirnya. Kemudian Ji Hoon melepaskan pelukannya dan mendekatkan wajahnya kewajah Young Mi, lalu mencium keningnya dengan lembut, Young Mi yang tau hanya menutup kedua matanya.
Ya, aku berjanji aku tak akan pernah membuatmu khawatir lagi, mak adari itu kau harus hidup dengan baik walaupun aku tak berada disisimu”  ucap Ji Hoon dalam hati
Setelah acara pemaksaan Young Mi pada Ji Hoon untuk tetap beristirahat di rumah sakit seperti saran dokter, disinilah mereka, disebuah jalan sepi yang dingin memecah keheningan.
“Ayo ketaman bermain?” ajakJiHoon
Taman bermain? Bukankah sebaiknya kau pulang dan beristirahat?” jawabnya tak percaya
Ah shireo¹¹ !! aku sudah lebih baik sekarang. Bukankah kita sudah berencana untuk menaiki bianglala kemaren? Ayo!” ajak Ji Hoon penuh pemaksaan
”...” Young Mi tak bisa berbuat apa-apa. Yah~ akhirnya dia hanya menuruti
Sesampainya ditaman bermain..
“Nah ini tiketnya, kajja ” ajak Ji Hoon dengan menarik tangan Young Mi,
“Wuaahh~ ternyata memang indah melihat pemandangan kota dari atas sini” Kata Young Mi menatap kagum ke bawah
Namun tiba-tiba bianglala berhenti berputar
“Eh eh ini kenapa?” tanya Young Mi panik
“Tidak ada apa-apa” jawab Ji Hoon santai “Aku hanya meminta petugas untuk menghentikan bianglala ini sebentar”
“Hmm? Wae? Kau ingin berlama denganku eoh?” goda Young Mi
“Geurae¹² aku memang ingin berlama-lama denganmu, kemarilah..” Ucap Ji Hoon menarik tangan Young Mi ke dalam pangkuannya.
Young Mi menurut dan duduk dipangkuan Ji Hoon
“Kau akan baik-baik saja bukan tanpa aku?” Tanya Ji Hoon pelan, sambil membelai rambut Young Mi
“hmm? Kenapa kau berkata begitu? Kau ingin meninggalkanku? Jangan-jangan kau mempunyai Jeoja¹³ lain?” Tanya Young Mi kesal
Hei! Tentu saja tidak bodoh!” jawab Ji Hoon memukul pelan jidat Young Mi
Aku justru berharap dapat hidup yang lama, menikah dan mempunyai banyak anak denganmu” lanjut Ji Hoon dengan wajah sendu menahan air matanya
“Aku tak ingin menikah denganmu, siapa yang memberimu ijin?” Kata Young Mi pura-pura menolak
“Mwoya¹⁴? Neo jinja¹⁵ !! Sini kau, akan ku hukum karna telah menolak lelaki tampan sepertiku” (dikelitikin)
Hahaha Ji Hoonna berhenti, kita sedang berada di bianglala” ujar Young Mi pada Ji Hoon
Hah~ Araseo  ” kata Ji Hoon berhenti, dan membuang muka ke arah luar
Kau marah?” Tanya Young Mi
“Tidak!” jawab Ji Hoon tanpa menatap Young Mi sedikitpun
Young Mi tersenyum lalu memegang pipi Ji Hoon dengan kedua telapak tangannya dan perlahan-lahan mendekatkan wajah mereka. Dalam bianglala Young Mi memeluk Ji Hoon dan Ji Hoon pun membalas pelukan kekasihya erat, sangat erat.
“Young Miya, Uri Young Mi¹⁶ kau harus hidup bahagia. Bertemu laki-laki yang lebih baik daripada aku , tapi ku mohon.. jangan lupakan aku. Setidaknya panggillah namaku sesekali..” batin Ji hoon sedih, air matapun mulai mengalir dipipi Ji hoon dan Ji Hoon semakin mempererat pelukannya kemudian bianglalapun berputar kembali
Setelah puas bersenang-senang, Ji Hoonpun mengantar Young Mi pulang tanpa melepaskan genggaman tangan mereka. Sesampainya mereka didepan rumah Young Mi, Ji Hoon melepaskan genggamannya.
Kita sampai, masuklah.. kau pasti lelah” ucap Ji Hoon
Mampirlah dulu sebentar Honna.. Appa dan Eomma¹⁷ pasti ingin bertemu denganmu” sahut Young Mi
Tidak, ini sudah malam. Lain kali saja, sampaikan salamku untuk Haraboeji dan Eommoniem hm?” jawab Ji Hoon sambil mengelus pucuk kepala Young Mi
“Hmm, kau hati-hatilah dijalan” ujar Young Mi, lalu berjalan kearah pagar rumahnya. Saat Young Mi hendak membuka pintu..
“Young Miya?” panggil Ji Hoon
“em?” jawab Young Mi
“Saranghae¹⁸ “ Ucap Ji Hoon dengan senyum serius
Young Mi tersenyum mendengar perkataan kekasihnya, lalu menjawab “Nado Hoonna.. Nado Saranghaeyo¹⁹” jawab Young Mi, lalu masuk kedalam rumahnya
Kau harus baik-baik tanpaku, aku akan selalu mencintaimu. Selalu.. ucap Ji Hoon
—Kediaman Tn.Park—
07:00 AM
“Ji Hoonni.. Ayo bangun, sarapan..” teriak seorang Jeoja²⁰ paruh baya memanggil anaknya. Namun, tak ada jawaban dari Ji Hoon akhirnya ibunya masuk kedalam kamar putranya ‘deg’
“Hoonna..” panggilnya histeris
Ibu Ji Hoon kaget saat melihat anaknya terkapar pingsan di lantai
Ngiung Ngiung..  (ceritanya suara sirine ambulance) *no comment

—Kediaman Tn.Sung—
:KRING.. KRING..:
Young Mi yang baru keluar dari kamar mandi langsung bergegas mengangkat telephone
“Nde eommonie²¹, APA??!!” jawab Young Mi kaget Bagaimana bisa? hiks Araseo eommonie, Young Mi segera kerumah sakit”
Setelah panggilan terputus Young Mi terkapar lemas ia benar-benar tak percaya saat mendengar kabar tentang Ji Hoon, bukankah kemarin mereka masih bersama, dan Ji Hoon baik-baik saja..
Lalu tanpa menunggu lagi Young Mi langsung mengambil jacket
dan bergegas pergi ke rumah sakit
Ada apa Young Miya? Kenapa dengan wajahmu?” Tanya ibunda Young Mi khawatir saat melihat anaknya hampir keluar dengan wajah pucat
“Ji Hoon Umma.. Ji Hoon.. Ji Hoon masuk rumah sakit” jawab Young Mi memeluk ibunya sambil menangis
—Hospital in Seoul—
“Eommonie, bagaimana Ji Hoon?” Tanya Young Mi saat mereka sampai dirumah sakit
“Masih didalam Young Miya” ujar Ibu Ji Hoon memeluk Young Mi
Tak lama kemudian pintu terbuka, dokterpun keluar
“Bagaimana keadaan putra saya dokter?” Tanya ayah Ji Hoon cemas
“Kondisinya sangat buruk, kenapa pasien bisa dalam keadaan seperti ini? Seharusnya pasien mendapat perawatan. Sekarang tumor di otaknya sudah semakin ganas dan akan sulit untuk diatasi” jawab dokter
“Apa? Tumor?” Tanya Young Mi tak percaya, ia terisak pelan sambil menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. “Tumor? Sejak kapan?” tanya  Young Mi dalam hati
“Apa tidak ada cara lain untuk menyembuhkan putraku dok?” tanya ayah Ji Hoon putus asa
“Sudah terlambat tuan, tumornya sudar menyebar, operasipun tidak ada gunanya” ujar dokter
Isakan Young Mi sudah tak dapat dibendung lagi, dia menangis sejadi-jadinya saat mendengar
ucapan dokter
―Kamar Rawat Inap Ji Hoon―
“Ji Hoonn
a.. kenapa kau tak bilang kalau kau sakit? Kenapa kau menyimpan semuanya sendiri? Hiks..” Young Mi menangis ditepi ranjang Ji Hoon
Tiba-tiba Young Mi merasakan ada tangan yang menyentuh pucuk kepalanya
“Ji Hoonna.. hiks” ujar Young Mi
“Kenapa kau menangis?” Tanya Ji Hoon pelan tak bertenaga
Namun Young Mi tak menjawab dan terus menangis, dia masih tak percaya bahwa Ji Hoon sedang sekarat
“Hei.. aku masih hidup. Sudah jangan menangis lagi..” ujar Ji Hoon lagi
“Babo²² !! Napeun namja²‌³ !” ucap Young Mi marah sambil memukul Ji Hoon, bagaimana mungkin dia bicara semudah itu
“Hei hei. Aku ini pasien, arra²⁴? Kau ingin aku bertambah parah ya?” canda Ji Hoon berusaha menghibur kekasihnya
“oh? Mianhae  ” jawabnya merasa bersalah karna kelakuan brutalnya
Ji Hoon tertawa saat melihat ekspresi pucat kekasihnya itu
“Mwo  ? Kau tertawa? Disaat seperti ini kau tertawa? Apa yang lucu?” tanya Young Mi jengkel
“Tidak, aku sangat merindukanmu. Bagaimana mungkin hanya tertidur sebentar saja aku sudah sangat merindukanmu begini” kata Ji Hoon sedih
Young Mi menangis dan semakin sedih mendengar perkataan Ji Hoon namun dia tak beranjak dari tempatnya berdiri
“Young Miya.. Hari ini aku tidak mempunyai tenaga untuk menghampirimu, ku mohon kemarilah.. Aku sangat ingin memelukmu” ujar Ji Hoon sambil menangis
Pelan-pelan Young Mi menggerakkan kakinya untuk lebih dekat dengan Ji Hoon, lalu Ji Hoon langsung menarik Young Mi kedalam pelukannya. Young Mi menangis dipelukan Ji Hoon, dada Ji Hoon terasa sesak melihat kekasihnya menangis didepannya, terlebih lagi itu karenanya.
4 hari Young Mi selalu menemani Ji Hoon dirumah sakit. Mereka menghabiskan waktu bersama. Ketika keesokan harinya, Young Mi pergi ke luar untuk membeli Ramyun  . Saat ia kembali ke rumah sakit tiba-tiba ada dokter yang berlari kearah kamar Ji Hoon, seketika tubuh Young Mi lemas dan perasaannya menjadi takut. Ia berlari ke kamar Ji hoon. Saat ia sampai dikamar Ji Hoon para dokter sedang melakukan CPR pada tubuh Ji Hoon. Namun sayang monitor menunjukan garis lurus pertanda bahwa Ji Hoon tidak terselamatkan
“Tidak!!” teriak Young Mi. “Ini pasti salah. Kenapa dokter berhenti?” tanyanya pada dokter
“Lakukan sesuatu dok, tidak!! Ji Hoon belum mati!!” kata Young Mi tak percaya
“Ji Hoonna.. Bangun!! Jangan tinggalkan aku, Jebal  hiks..” ucap Young Mi
Young Mi menangis sejadi-jadinya dirumah sakit sambil memeluk Ji Hoon yang kini terbujur kaku.
~oOo~
“Ji Hoonna.. Kau baik-baik saja disana?” ujar Young Mi sambil melihat kearah langit yang mulai gelap
“Sudah hampir satu tahun, dan aku belum bisa melupakanmu” lirih Young Mi pilu, tak terdengar sedikitpun isakan disana, namun nyatanya pipi gadis itu basah
“Kenapa kau tak mengajakku Hoonna..? aku sangat ingin ikut bersamamu” ucap Young Mi
“Kau jahat Ji Hoonna, kau pergi tanpa mengucapkan perpisahan padaku. Kau benar-benar jahat” lanjut Young Mi sambil menerawang ke depan
“Bodoh!” tiba-tiba Young Mi mendengar suara yang sangat familiar didengarnya
“Ji Hoonna..” isak Young Mi
“Kau wanita bodoh yang terlalu mencintaiku.” Katanya lagi “Young Miya.. Kau harus terus hidup! Jangan menangis lagi” ujarnya sambil menghapus air mata Young Mi
“Hidupmu masih panjang.. aku akan terus mengawasimu, hmm? Percayalah..” kata sosok itu lalu memeluk Young Mi
“aku mencintaimu Young Miya.. aku akan selalu mencintaimu..” ujar sosok itu melepaskan pelukan mereka dengan senyum tulus. Tiba-tiba sosok itu menghilang, menyisakan seorang Jeoja  paruh baya yang kini memeluk Young Mi erat
“Eomma  “ panggilnya pada jeoja  itu                   .
.

E.N.D

Selasa, 06 Mei 2014

PUISI ~~

"Lupakan"

Mencintaimu ku tak mengerti
Terasa seperti orang bodoh
Hati ini terasa sakit
Sungguh ini sungguh aneh

Mengapa harus seperti ini
Terasa sakit mengingatmu
Terasa sakit ketika membayangkanmu

Ingin ku lupakan lupakan
Semua kenangan itu
Yang membuat hatiku sakit
Ingin berhenti cukup disini
Tak ingin terluka lagi

"Love"

Semua yang terjadi 
Segala yang kita lalui
Tak ingin ku lupakan
Bahwa aku mencintaimu

Namun takdir terlalu sombong
Sengaja menjauhkan hati 
Yang terpisah oleh jarak

Aku mencintaimu
Hanya mengatakan sekali dua kali tidaklah cukup
Aku tak dapat menyimpannya
Tak bisa menyimpannya
Inilah pengakuan hatiku yang tulus

"Hai"

Bertemu tak sengaja
Berawal pada sebuah pertemuan
Yang membuat kita semakin mendekat

Aku berkata hai hai hai
Dan kita mulai berkenalan
Menjadi lebih dekat

Hingga suatu hari
Aku memberanikan diri
Menggandeng tangganmu
Rasa hangat yang ku rasa
Indah bagai dimusim semi

Aku mencintainya
Ingin memulai segala bersamanya
Izinkan ku memilikinya

"Jarak"

Biarkan takdir yang menentukan
Dua hati yang terpisahkan 
Oleh bentang jarak yang menjulang

Biarkan jarak menyombongkan diri
Dan menertawakan terpisahnya kita

Namun apalah arti bentangnya
Jika hati terlah saling menggenggam
Begitu eratnya tali cinta
Membelit pada mahkota kesetiaan

Tak ada satu orangpun 
Yang dapat mengubahnya

Ajariku membuang bimbang
Agar hati ini tak bercabang
Hingga tiba waktunya
Cinta kita kan bersulang

Sabtu, 26 April 2014

“Kalo Cinta Bilang Aja Cinta”

Sumarry : Aku berani mencintaimu, tapi tak berani mengungkapkannya. Aku hanya berharap kamu akan mengerti :’)
Perempuan mungil yang duduk sendiri di kelas tampak melamunkan sesuatu, dia benar-benar melamun sampai tak menyadari seorang laki-laki mendekati nya.
“aiiisshhh!! kenapa kenangan diperpustakan itu terus mengganggu otak ku, benar-benar menyebalkan”
Perempuan itu mengumpat lirih, masih belum menyadari akan kedatangan laki-laki itu.
“hmmm~~ Qisya Hafiyah. Bisa aku bicara sesuatu dengan mu?”
Suara berat lelaki itu membuat lamunannya buyar. Perempuan itu, Qisya Hafiyah mengalihkan tatapan nya ke mata laki-laki itu.
“eh!! Kak Doni. Tentu saja, kau ingin membicarakan apa?” Qisya memamerkan senyum cerianya, membuat laki-laki itu salah tingkah.
“hmmm.. Aku~  aku~~” Doni mengucapkan itu tampak terbata-bata, membuat Qisya menaikan alisnya bingung.
“ya, kakak kenapa??”
“aku~~ aku sudah lama menyukai mu. Jadilah pacarku, !!”
Qisya membulatkan matanya, dia benar-benar tak menyangka bahwa seorang Doni Setiawan menembak nya.
Siapa yang tak kaget saat diri mu di tembak seorang lelaki yang paling berpengaruh di sekolah, itu benar-benar membuatmu shock.
Setelah keterkejutannya reda, Qisya melihat ke sekeliling seperti memperhatikan sesuatu,  di rasa sekelilingnya aman, dia mulai angkat bicara.
“Kak Doni, aku..” Qisya bingung bagaimana menjawab perasaan laki-laki dihadapannya ini dan akhirnya dia memberanikan diri bicara.
“Maafkan aku, aku sudah mencintai laki-laki lain.. kakak bisa mencari wanita yang lebih baik dariku..” lanjut Qisya.
“aahh~~ beruntungnya laki-laki itu, kalo begitu apa kita bisa menjadi teman baik?”Kata Doni sambil mengulurkan tangannya kepada Qisya.
“tentu” Qisya menyambut tangan Doni dengan senyum ceria.
~oOo~



“Aku menyukainya, tapi dia tak memandangku sama sekali, sangat menyedihkan” Qisya menyenderkan kepalanya keluar jendela kamarnya sambil menikmati semilir angin malam yang menerpa wajah cantiknya.
“Muhammad Ayyas, kelas XI – 2. Kapan kau akan memandangku? Mendekatiku, dan memintaku menjadi kekasihmu? Ahh~ itu mustahil! Selama 1 tahun bersekolah disekolah yang sama kita tak pernah bertegur sapa. Mungkin saja dia tak mengenaliku bagaimana mungkin aku bermimpi untuk menjadi kekasihnya. Bodoh! Kau bodoh Qisya Hafiyah. Lebih baik aku tidur.” Katanya. Wanita itu langsung beranjak dan pergi ke ranjangnya untuk menyambut alam mimpi.
.:Pukul 06:30:.
KRRIINGG...
KRRIINGG...
KRRIINGG...
Suara jam weker terdengar beberapa kali, tapi seperti tak dihiraukan oleh sosok perempuan yang masih terlelap tidur dengan pulas dikasurnya.
“OH TIDAK, jam berapa ini? 06:30? Aku terlambat!!” sahut Qisya panik.
Perempuan itu langsung menyambar handuk dan melesat ke kamar mandi. Setelah dirasa cukup membersihkan diri, Qisya langsung menyambar tas sekolahnya.
“eh? Kau tak sarapan dulu nak?” kata sang Ibu yang sedang sibuk didapur.
“tidak bu, lain kali saja. Qisya sudah terlambat sekolah, hari ini pelajaran Biologi dan kalau sampai aku datang terlambat, guru killer itu akan langsung menceramahiku hingga jam istirahat”
“aku berangkat ya bu”  cup~ Qisya mencium pipi ibunya dan langsung pergi kesekolah.
“anak itu, ada-ada saja! HATI-HATI DI JALAN” kata sang Ibu sedikit berteriak saat sosok putrinya menjauh dari pintu.
~oOo~
Sebenarnya jarak rumah Qisya dengan sekolahnya hanya butuh waktu 15 menit dengan angkutan umum, namun karna hari sudah cukup siang maka semua angkutan umum yang melewatinya sudah hampir penuh, jadilah 20 menit dia baru tiba digerbang sekolah.
“untung aku masih ada waktu 10 menit, kalau tidak habis aku ditangan Ibu killer itu, !!” kata Qisya dengan setengah berlari dengan tergesa-gesa menuju kelasnya, XI – 4.
BRUUKK!!
“ahh maaf maaf, aku tidak sengaja, aku buru-buru” kata Qisya sambil membungkukan badannya. Dia belum menyadari siapa yang dia tabrak.
“iya gakpapa, aku juga minta maaf tidak melihat kau berjalan kearah sini, kelasmu XI – 4?” jawab laki-laki itu dengan ramah.
Qisya mendongakan kepalanya. Dia berdiri dan tak mengucapkan sepatah katapun, seperti ada aliran listrik yang menyengat syarafnya dengan tiba-tiba. Bagaimana tidak, yang ada dihadapannya kini adalah Muhammad Ayyas. Laki-laki yang mencuri hatinya pertama kali saat insiden di perpustakaan 1 tahun lalu, saat Ayyas menolongnya  membantu mengambil buku Sejarah Peradaban Islam Periode Madinah yang terletak dirak paling atas.
Setelah ia sadar atas kebodohannya Qisya memberanikan diri menjawab..
“eum.. itu.. iya, kelasku XI – 4” jawab Qisya sedikit gerogi, setelah itu dia mengecek jamnya “jam 06:55??! Oh tidak sebentar lagi bel. Sekali lagi aku minta maaf, aku buru-buru!” dengan setengah berlari Qisya menjauh dari lelaki itu.
 “manis.. ” Ayyah tersenyum  lalu pergi dari tempat itu menuju kelasnya. Entah apa arti dari senyum Ayyas itu.
.:KELAS XI – 4:.
“Hahhh hahh hahh~ akhirnya sampai” dengan nafas terengah-engah Qisya lansung duduk ditempat nomor 4 dibarisan tengah tepat disamping sahabatnya.
“kau kesiangan lagi sya, kenapa kau ini? Setiap pelajaran Biologi jadi sering berangkat siang? Kau sengaja eoh, menjadi gara-gara dengan guru killer itu?” kata Nurul Hidayati sahabatnya. Dia sudah menjadi sahabat Qisya sejak mereka masuk SMA dan kebetulan mereka satu kelas.
“tentu saja bukan begitu Nurul sayang.. aku bangun kesiangan tadi pagi. Padahal aku sudah membuat alarm pukul 5 pagi, tapi tetap saja aku kesiangan. Tsk!” umpat Qisya.
“ck ck ck, kau sungguh ratu tidur Qisya! Kau tau? Kau harus merubah Hobimu itu atau kau akan selalu bangun telat dan kesiangan terus menerus” cibir Nurul.
“baiklah baiklah sahabatku tercinta” sahut Qisya pasrah. Jika sudah berhadapan dengan sahabatnya itu dia akan selalu mengomel lebih baik menurut daripada kenal omel sahabatnya itu. Ia tau, Nurul memang tipe keibuan, biasa menceramahinya bila sedikit saja Qisya membuat kesalahan dan Qisya sudah terbiasa akan itu. Ia hanya menganggap itu sebagai nasihat dari seseorang yang peduli padanya.
“oh ya! Kau tau rul? Aku bertemu Ayyas tadi dilorong menuju kelas. Sebenarnya aku tidak sengaja menabraknya karna terburu-buru tadi” kata Qisya.
“Benarkah? Ceritakan padaku!” Desak Nurul.
Lalu Qisya menceritakan semuanya, begitulah mereka.. bergosip dan bercerita sampai bel sekolah berbunyi..
TEETTT !!
TEETTT !!
Bel tanda masuk berbunyi dan seluruh siswa SMA Negeri 6 Purworejo langsung memasuki ruang kelas mereka masing-masing untuk memulai pelajaran.
~oOo~
.:JAM ISTIRAHAT DIKELAS XI – 2:.
“Sandi, kau tau? Tadi pagi aku menabrak Qisya di koridor depan menuju kelas kita” Ayyas menceritakan itu sambil tersenyum aneh kepada Sandi.
“eoh? Benarkah? Lalu?” jawab Sandi ketus.
“HYAA! Kenapa kau tidak bahagia melihat sahabatmu ini bahagia?” sahut Ayyas dengan nada kesal.
“bukan begitu, selama ini kau menyukainya seperti orang bodoh! Kau tau? Melihatnya diam-diam dikantin, sengaja ke perpustakan agar dapat bertemu dengannya, mengintip saat dia sedang berolahraga. Sungguh mengerikan Ayyas! Kau ini laki-laki, berani sedikit kenapa. Kau hanya perlu mengajaknya bicara, berkenalan, lalu bertukar nomor ponsel dengan begitu kau tidak perlu mencintainya diam-diam seperti orang idiot!”
PlAAKK!!
“Ahh~ sakit yas.. Mengapa kau selalu memukul jidatku? Lihat! Jidatku jadi rata gara-gara sering kau pukul!” Kata Sandi dengan raut muka memelas.
“habisnya kau ini menyebalkan!! Aku tak mungkin melakukan hal itu. Kau tau sendiri, kadang melihat senyumnya saja aku sudah gerogi apalagi berhadapan langsung dengannya”
“Baiklah baiklah.. terserah kau saja. Teruslah menjadi laki-laki pecundang seperti sekarang. Kalau Qisya diambil orang kau baru akan menyesal”
“apa maksudmu?” ada nada jengkel dipertanyaan Ayyas itu.
“kau tak tau? Kemaren saat aku ingin melewati  kelas XI – 4, Kakak senior kita Doni XII – 1 nembak Qisya dikelasnya. Saat itu hanya ada mereka berdua, mungkin Qisya baru selesai olahraga dan teman-temannya semua kekantin. Jadi hanya ada mereka berdua dikelas itu. Entahlah~” jawab Sandi.
Bagai disambar petir, Ayyas benar-benar kaget, merasa akan kehilangan nafasnya, Qisya, wanita pujaannya yang sangat dia cintai itu.
“Sungguh? Kau tak bohong padakukan?”
“tentu saja tidak bodoh! Untung apa aku berbohong padamu! Kau tau kan kalau aku berpacaran dengan sahabatnya, Nurul. Dia menceritakan hal yang sama padaku kemaren. Tapi tenang yas tak usah memasang wajah panik begitu. Qisya menolak Doni. Katanya dia sudah mencintai oranglain” Sandi menceritakan kejadian yang dia lihatnya itu.
“Qisya menyukai orang lain? Tapi siapa?” tanyanya dalam hati.
“Apalagi yang kau tunggu! Kau ingin Qisya diambil orang lalu kau akan menyesal seumur hidupmu karna kau tak pernah mengutarakan isi hatimu padanya! Tembak dia sebelum dia ditembak laki-laki lain lagi”
Ayyas bingung.. ia ingin sekali mengutarakan isi hatinya seperti yang dikatakan sahabatnya itu tapi ada keraguan yang menyusup dihatinya. Siapa yang Qisya sukai? Ayyas bingung memikirkan hal itu.
“HEI HEI.. Kenapa kau melamun? ” tanya Sandi malas.
“Lalu, apa yang harus aku lakukan San?” tanya Ayyas meminta pendapat sahabatnya Sandi.
“haduh, yang begini aja kamu masih mikir! Kejar dia yas, tembak dia, buat dia Cuma jadi milikmu”
“Bagaimana caranya? Mana mungkin tau tau aku datang padanya terus mengatakan “jadi pacarku ya” itu akan sangat memalukan. Aku kan belum pernah secara formal menyapanya San dan bisa-bisa aku langsung ditolak saat itu juga!” tegas Ayyas.
“oke oke begini saja. Sepulang sekolah nanti kau ajak Qisya kencan nanti malam, lalu bawa dia ke alun-alun dipinggir kota. Sisanya biar aku yang urus bagaimana?”
“kau yakin rencanamun itu akan berhasil? Aku tak ingin malu didepannya. Jika kau mengacaukannya habis kau!!” ancam Ayyas.
“kau tenang saja yas.. Serahkan semuanya padaku. Kau terima beresnya saja” sahut Sandi dengan senyum seringai yang sulit diartikan..
~oOo~
.:PULANG SEKOLAH:.
TEETTT !!
TEETTT !!
Bel pulang sekolah berbunyi. Seluruh siswa SMA Negeri 6 Purworejo bersiap untuk pulang kerumah mereka masing-masing tapi tidak untuk pemuda yang berdiri diparkiran menunggu seseorang~.
“aduh, kenapa dia lama sekali seharusnya dia sudah ada disini” jawab Ayyas. Dia sedang digerbang sekolah menunggu Qisya keluar kelasnya untuk melakukan rencana Sandi tadi meskipun Ayyas tidak yakin.
Dua perempuan cantik yang sedang asyik mengobrol sedang berjalan lurus menuju gerbang sekolah. yang satu dikuncir ikat kuda, tinggi dengan badan putih sexy. Nurul, sahabatnya Qisya. Sedangkan Qisya dengan postur badan tidak terlalu tinggi, putih dengan rambut sebahu yang ia biarkan terurai menambah kecantikan wanita itu dimata Ayyas.
“Hei sya, itu Ayyas. Kenapa dia belum pulang? Mungkin dia menunggumu sya ha ha” gurau Nurul kepada sahabatnya.
“mana mungkin Nurul bodoh! Ayo cepat kita pulang”
Saat hendak melewati Ayyas ...
“Qisya!” teriak Ayyas memanggil .
Qisya menengok bingung “kenapa ini?” batin Qisya. “iya? Ada apa Yas?” jawabnya dengan bingung.
Jelas saja Qisya bingung selama 1 tahun ini satu sekolah mereka tidak pernah bertegur sapa, melihat pun seperti orang tidak saling kenal. Lalu mengapa tiba-tiba Ayyas memanggil dirinya.
Eum.. itu.. apa kau ada acara nanti malam? Tanya Ayyas hati-hati.
“hah?” sahut Qisya bingung. Dia belum dapat merespon maksud ucapan Ayyas barusan.
“haduh masa harus aku ulangi” Ayyas melangkah maju dan mendekati Qisya “apa kau ada acara nanti malam? Aku ingin mengajakmu kencan” kaya Ayyas setengah berbisik.
“oh? Kencan?” tanya Qisya tak percaya.
“kau tak bisa?” dengan perlahan Ayyas memundurkan badannya agar tidak terlalu dekat dengan Qisya.
“ahh~ tidak! Aku bisa” sahut Qisya cepat “kita bertemu dimana?” tanya Qisya.
“aku akan menjemputmu sehabis adzan isya. Dirumahmu”
“dirumahku?” tanya Qisya kaget.
“iya, tidak apa apa kan? Nanti malam aku jemput. Aku duluan ya sya, rul. Ingat abis isya” kata Ayyas tersenyum kepasa Qisya. Dan Qisya yakin ia ingin pingsan melihat senyum itu..
Saat diperjalanan pulang kerumah Qisya..
“Kau dengar rul? Dia bilang dia akan menjemputku!” kata Qisya mengulang perkataannya lagi
Nurul memutar bola matanya malas “iya aku tau! Kau sudah mengatakannya berulang-ulang. Santai aja dong sya” sahut Nurul malas.
“ahh aku sangat bahagia” sahut Qisya dengan nada ceria.
“baiklah baiklah, tapi bisakah kau berhenti tersenyum begitu? Kau terlihat sangat aneh!”
Tapi Qisya tak mengubris ucapan temannya itu. Dia terlalu senang hari ini , dan itu semua gara-gara Ayyas. Muhammad Ayyas yang tiba-tiba mengajaknya kencan itu.

~oOo~



To : Mas Sandi
From : Dek Nurul
“Kau tau mas, tadi siang Ayyas mengajak kencan Qisya. Ini aneh sekali, Apa Ayyas serius mas?”

To : Dek Nurul
From : Mas Sandi
“Kau tenang saja sayang.. sahabatku itu serius dengan Qisya, dan aku sedang mengurus sesuatu untuk membantu kencan mereka nanti malam. Kau mau membantuku?”

To : Mas Sandi
From : Dek Nurul
“Mengurus apa? Kau membuat rencana? Kenapa aku tidak diberitahu?!! :@”

To : Dek Nurul
From : Mas Sandi
“jangan ngambek dulu, aku ingin memberitahumu tadi siang, tapi tadi aku lihat kau pulang sekolah sedang bersama Qisya jadi aku tidak enak.. sudahlah~ kau ketempatku saja bagaimana? Aku capek sekali sayang..”

To : Mas Sandi
From : Dek Nurul
“mas ada dimana sekarang?”

To : Dek nurul
From : Mas Sandi
“alun-alun dipinggir kota, terima kasih. Aku sayang kamu :*”
Setelah membaca text message itu Nurul hanya tersenyum sendiri, Mengambil tas lalu pergi ke alun-alun kota membantu Sandi menyiapkan kencan untuk dua orang bodoh itu.
~oOo~
Qisya Prov :
“Apa yang harus kupakai?” gumam Qisya dikamarnya. “Yang ini? Atau ini?” 10 menit setelah memilih milih baju.. akhirnya Qisya menemukan satu yang cocok “Ahh yang ini saja, ini baru pernah aku pakai sekali”
Setelah ia rasa baju yang ia pake cocok, baju dress selutut dengan lengan panjang ditambah rambutnya yang digerai dan make up tipis diwajahnya membuat wanita ini semakin cantik. Qisya mendapat pesan text dari nomor tak dikenal, ternyata itu Ayyas. Dia sudah ada didepan rumahnya. Jantungnya tak bisa berhenti berdegup, ia sangat gugup untuk kencan pertamanya hari ini.
Qisya Prov end..

Ayyas Prov :
Flashback 1 jam yang lalu:
“oke, sudah selesai! Yang harus kau katakan adalah cukup mengucapkan, “aku mencintaimu Qisya, maukah kau menjadi kekasihku?” oke itu dialog yang bagus. baik baik. Itu cukup mudah Ayyas. Tenangkan dirimu dan temui Qisya sekarang” Ayyas berbicara dengan bayangannya didepan cermin, melatih dirinya untuk bertemu dengan Qisya.
Ayyas Prov end.
.:Normal:.
Sekarang aku ada didepan rumahnya, entah kenapa aku gugup sekali. Aku sudah mengirimkan pesan text untuknya. “Apa dia akan muncul?” Tanya Ayyas dalam hati.
“maaf lama” kata perempuan itu, Qisya sambil tersenyum manis menghampiri Ayyas.
Ayyas hanya diam, iya bener-bener terpesona akan Qisya. “Dia cantik sekali hari ini, dan memang dia selalu cantik” gumamnya dalam hati.
“ahh tidak. Ayo naik!” kata Ayyas sambil menyerahkan satu helmnya untuk Qisya pakai.
Mereka pergi mengelilingi Kota Purworejo. Malam ini alun-alun sedang padat ramai tidak seperti biasanya, banyak keluarga yang sedang menikmati makan bersama keluarganya, ada sepasang teman-teman yang sedang asyik mengobrol, ada juga sepasang kekasih yang sedang berjalan menikmati suasana alun-alun kota Purworejo dimalam hari..
Setelah Ayyas tiba ditempat yang suruh Sandi, dia kaget. Banyak lampu yang menyala dengan indah, dekosi taman yang dihias cukup bagus. Ayyas benar-benar kagum atas kerja keras sahabatnya itu.
“wah, indah sekali..” ujar Qisya setelah tiba ditempat dimana dia dibawa oleh Ayyas.
“iya indah, pintar juga si Sandi itu” lirih Ayyas.
“Apa?!” tanya Qisya sambil menegok ke arah Ayyas. Heran .
“Ahh tidak, ayo..” Ayyas menarik tangan Qisya untuk mengikutinya. Qisya merona, pipinya memanas. Ia senang sekali tangannya digengam hangat oleh laki-laki yang ia cintai itu.
“kita bisa melihat bintang disini, indah bukan?” tanya Ayyas
“iya, sangat indah~~” jawab Qisya dengan menatap Ayyas.
Pandangan mereka bertemu, terkunci satu sama lain. Mereka sibuk menyelami mata dihadapannya masing-masing sampai akhirnya Ayyas memberanikan diri menggenggam telapak tangan Qisya dan menaruhnya di dadanya. Qisya membulatkan matanya. Kaget .
“Kau merasakannya?” tanya Ayyas masih dengan menatap Qisya.
“Detak jantungku begitu cepat saat bersamamu, maaf bila aku lancang. Aku sudah menyukaimu dari kelas X, tapi aku terlalu pecundang untuk mengatakannya padamu. Sungguh aku menyukaimu, ahh tidak. Aku sangat sangat menyukaimu, aku hanya menyukaimu. Aku memberanikan diri mengatakan ini karna aku tak ingin kau dirampas laki-laki lain. Jadi pacarku ya Qisya?” Ayyas mengutarakan isi hatinya sambil terus menatap mata Qisya, seolah olah bintang malam hari ini tidak lagi dilangit, tapi dimata wanita yang ia sangat sayangi itu.
“Aku berani mencintaimu, tapi tak berani mengungkapkannya. Aku hanya berharap kamu akan mengerti Qisya,” lanjut Ayyas.
Qisya kaget bukan main, ia tidak mengira Ayyas akan mengatakan cinta padanya hari ini. Ia hanya berfikir bahwa Ayyas hanya mengajaknya pergi untuk berkencan tapi ternyata..
“kenapa diam eoh? Kau tak mau menerimaku?” tanya Ayyas kembali
Qisya tersentak dari lamunannya, ia membalas genggaman pria didepannya ini lalu tersenyum
“Aku juga mencintaimu Muhammad Ayyas, aku mau jadi pacarmu” jawab Qisya tegas tapi tetap tersenyum.
Ayyas yang mendengar jawaban itu sontak langsung memeluk Qisya, matanya berkaca-kaca ia sangar bahagia cintanya dibalas cinta.
Pasangan baru itupun menikmati kencannya dengan bahagia tanpa tau ada yang mengawasi mereka dari jauh.
“kita berhasil” bisik Sandi
“bukan kita yang berhasil, tapi mereka” sahut nurul .
“heem, bagaimana kalo kita berjalan-jalan juga malam ini, aku lapar” jawab Sandi lagi.
Tanpa menunggu persetujuan Nurul, Sandi langsung menggenggam tangan Nurul dan menariknya jalan-jalan. Nurulpun hanya tersenyum bahagia sambil membalas genggaman kekasihnya itu..
Malam ini begitu bahagia bagi dua pasangan itu, dan semoga saja percintaan mereka selalu bahagia..
.
.
E.N.D
.

Maaf cerpen diatas sangat mengerikan. Maaf juga gak pinter buat Summary. Mohon pembaca maklum, ini karya saya yang pertama dan semoga kedepannya bisa lebih baik lagi. Mohon maaf apabila ada kata yang kurang berkenan, cerita diatas murni atas hasil karya saya sendiri. Terima kasih bagi yang sempat membaca karya saya.

Nama : Sukma Arumandini
Kelas  :  X 4
No.     : 29

SMA N 6 PURWOREJO

Tahun pelajaran 2013/2014