Sumarry : Aku
berani mencintaimu, tapi tak berani mengungkapkannya. Aku hanya berharap kamu
akan mengerti :’)
Perempuan mungil yang duduk sendiri di kelas tampak
melamunkan sesuatu, dia benar-benar melamun sampai tak menyadari seorang
laki-laki mendekati nya.
“aiiisshhh!! kenapa kenangan diperpustakan itu terus
mengganggu otak ku, benar-benar menyebalkan”
Perempuan itu mengumpat lirih, masih belum menyadari akan
kedatangan laki-laki itu.
“hmmm~~ Qisya Hafiyah. Bisa aku bicara sesuatu dengan mu?”
Suara berat lelaki itu membuat lamunannya buyar. Perempuan
itu, Qisya Hafiyah mengalihkan tatapan nya ke mata laki-laki itu.
“eh!! Kak Doni. Tentu saja, kau ingin membicarakan apa?”
Qisya memamerkan senyum cerianya, membuat laki-laki itu salah tingkah.
“hmmm.. Aku~ aku~~”
Doni mengucapkan itu tampak terbata-bata, membuat Qisya menaikan alisnya
bingung.
“ya, kakak kenapa??”
“aku~~ aku sudah lama menyukai mu. Jadilah pacarku, !!”
Qisya membulatkan matanya, dia benar-benar tak menyangka
bahwa seorang Doni Setiawan menembak nya.
Siapa yang tak kaget saat diri mu di tembak seorang lelaki
yang paling berpengaruh di sekolah, itu benar-benar membuatmu shock.
Setelah keterkejutannya reda, Qisya melihat ke sekeliling
seperti memperhatikan sesuatu, di rasa
sekelilingnya aman, dia mulai angkat bicara.
“Kak Doni, aku..” Qisya bingung bagaimana menjawab perasaan
laki-laki dihadapannya ini dan akhirnya dia memberanikan diri bicara.
“Maafkan aku, aku sudah mencintai laki-laki lain.. kakak
bisa mencari wanita yang lebih baik dariku..” lanjut Qisya.
“aahh~~ beruntungnya laki-laki itu, kalo begitu apa kita
bisa menjadi teman baik?”Kata Doni sambil mengulurkan tangannya kepada Qisya.
“tentu” Qisya menyambut tangan Doni dengan senyum ceria.
~oOo~
“Aku menyukainya, tapi dia tak memandangku sama sekali, sangat menyedihkan” Qisya menyenderkan kepalanya keluar jendela kamarnya sambil menikmati semilir angin malam yang menerpa wajah cantiknya.
“Muhammad Ayyas, kelas XI – 2. Kapan kau akan memandangku? Mendekatiku,
dan memintaku menjadi kekasihmu? Ahh~ itu mustahil! Selama 1 tahun bersekolah
disekolah yang sama kita tak pernah bertegur sapa. Mungkin saja dia tak
mengenaliku bagaimana mungkin aku bermimpi untuk menjadi kekasihnya. Bodoh! Kau
bodoh Qisya Hafiyah. Lebih baik aku tidur.” Katanya. Wanita itu langsung
beranjak dan pergi ke ranjangnya untuk menyambut alam mimpi.
.:Pukul 06:30:.
KRRIINGG...
KRRIINGG...
KRRIINGG...
Suara jam weker terdengar beberapa kali, tapi seperti tak
dihiraukan oleh sosok perempuan yang masih terlelap tidur dengan pulas
dikasurnya.
“OH TIDAK, jam berapa ini? 06:30? Aku terlambat!!” sahut
Qisya panik.
Perempuan itu langsung menyambar handuk dan melesat ke kamar
mandi. Setelah dirasa cukup membersihkan diri, Qisya langsung menyambar tas
sekolahnya.
“eh? Kau tak sarapan dulu nak?” kata sang Ibu yang sedang
sibuk didapur.
“tidak bu, lain kali saja. Qisya sudah terlambat sekolah,
hari ini pelajaran Biologi dan kalau sampai aku datang terlambat, guru killer
itu akan langsung menceramahiku hingga jam istirahat”
“aku berangkat ya bu” cup~ Qisya mencium pipi ibunya dan langsung
pergi kesekolah.
“anak itu, ada-ada saja! HATI-HATI DI JALAN” kata sang Ibu sedikit berteriak
saat sosok putrinya menjauh dari pintu.
~oOo~
Sebenarnya jarak rumah Qisya dengan sekolahnya hanya butuh
waktu 15 menit dengan angkutan umum, namun karna hari sudah cukup siang maka
semua angkutan umum yang melewatinya sudah hampir penuh, jadilah 20 menit dia
baru tiba digerbang sekolah.
“untung aku masih ada waktu 10 menit, kalau tidak habis aku
ditangan Ibu killer itu, !!” kata Qisya dengan setengah berlari dengan
tergesa-gesa menuju kelasnya, XI – 4.
BRUUKK!!
“ahh maaf maaf, aku tidak sengaja, aku buru-buru” kata Qisya
sambil membungkukan badannya. Dia belum menyadari siapa yang dia tabrak.
“iya gakpapa, aku juga minta maaf tidak melihat kau berjalan
kearah sini, kelasmu XI – 4?” jawab laki-laki itu dengan ramah.
Qisya mendongakan kepalanya. Dia berdiri dan tak mengucapkan
sepatah katapun, seperti ada aliran listrik yang menyengat syarafnya dengan
tiba-tiba. Bagaimana tidak, yang ada dihadapannya kini adalah Muhammad Ayyas.
Laki-laki yang mencuri hatinya pertama kali saat insiden di perpustakaan 1
tahun lalu, saat Ayyas menolongnya membantu mengambil buku Sejarah Peradaban
Islam Periode Madinah yang terletak dirak paling atas.
Setelah ia sadar atas kebodohannya Qisya memberanikan diri
menjawab..
“eum.. itu.. iya, kelasku XI – 4” jawab Qisya sedikit
gerogi, setelah itu dia mengecek jamnya “jam 06:55??! Oh tidak sebentar lagi
bel. Sekali lagi aku minta maaf, aku buru-buru!” dengan setengah berlari Qisya
menjauh dari lelaki itu.
“manis.. ” Ayyah
tersenyum lalu pergi dari tempat itu
menuju kelasnya. Entah apa arti dari senyum Ayyas itu.
.:KELAS XI – 4:.
“Hahhh hahh hahh~ akhirnya sampai” dengan nafas
terengah-engah Qisya lansung duduk ditempat nomor 4 dibarisan tengah tepat
disamping sahabatnya.
“kau kesiangan lagi sya, kenapa kau ini? Setiap pelajaran
Biologi jadi sering berangkat siang? Kau sengaja eoh, menjadi gara-gara dengan
guru killer itu?” kata Nurul Hidayati sahabatnya. Dia sudah menjadi sahabat
Qisya sejak mereka masuk SMA dan kebetulan mereka satu kelas.
“tentu saja bukan begitu Nurul sayang.. aku bangun kesiangan
tadi pagi. Padahal aku sudah membuat alarm pukul 5 pagi, tapi tetap saja aku
kesiangan. Tsk!” umpat Qisya.
“ck ck ck, kau sungguh ratu tidur Qisya! Kau tau? Kau harus
merubah Hobimu itu atau kau akan selalu bangun telat dan kesiangan terus
menerus” cibir Nurul.
“baiklah baiklah sahabatku tercinta” sahut Qisya pasrah.
Jika sudah berhadapan dengan sahabatnya itu dia akan selalu mengomel lebih baik
menurut daripada kenal omel sahabatnya itu. Ia tau, Nurul memang tipe keibuan,
biasa menceramahinya bila sedikit saja Qisya membuat kesalahan dan Qisya sudah
terbiasa akan itu. Ia hanya menganggap itu sebagai nasihat dari seseorang yang
peduli padanya.
“oh ya! Kau tau rul? Aku bertemu Ayyas tadi dilorong menuju
kelas. Sebenarnya aku tidak sengaja menabraknya karna terburu-buru tadi” kata
Qisya.
“Benarkah? Ceritakan padaku!” Desak Nurul.
Lalu Qisya menceritakan semuanya, begitulah mereka..
bergosip dan bercerita sampai bel sekolah berbunyi..
TEETTT !!
TEETTT !!
Bel tanda masuk berbunyi dan seluruh siswa SMA Negeri 6
Purworejo langsung memasuki ruang kelas mereka masing-masing untuk memulai
pelajaran.
~oOo~
.:JAM ISTIRAHAT DIKELAS XI – 2:.
“Sandi, kau tau? Tadi pagi aku menabrak Qisya di koridor
depan menuju kelas kita” Ayyas menceritakan itu sambil tersenyum aneh kepada
Sandi.
“eoh? Benarkah? Lalu?” jawab Sandi ketus.
“HYAA! Kenapa kau tidak bahagia melihat sahabatmu ini
bahagia?” sahut Ayyas dengan nada kesal.
“bukan begitu, selama ini kau menyukainya seperti orang
bodoh! Kau tau? Melihatnya diam-diam dikantin, sengaja ke perpustakan agar
dapat bertemu dengannya, mengintip saat dia sedang berolahraga. Sungguh
mengerikan Ayyas! Kau ini laki-laki, berani sedikit kenapa. Kau hanya perlu
mengajaknya bicara, berkenalan, lalu bertukar nomor ponsel dengan begitu kau
tidak perlu mencintainya diam-diam seperti orang idiot!”
PlAAKK!!
“Ahh~ sakit yas.. Mengapa kau selalu memukul jidatku? Lihat!
Jidatku jadi rata gara-gara sering kau pukul!” Kata Sandi dengan raut muka
memelas.
“habisnya kau ini menyebalkan!! Aku tak mungkin melakukan
hal itu. Kau tau sendiri, kadang melihat senyumnya saja aku sudah gerogi
apalagi berhadapan langsung dengannya”
“Baiklah baiklah.. terserah kau saja. Teruslah menjadi
laki-laki pecundang seperti sekarang. Kalau Qisya diambil orang kau baru akan
menyesal”
“apa maksudmu?” ada nada jengkel dipertanyaan Ayyas itu.
“kau tak tau? Kemaren saat aku ingin melewati kelas XI – 4, Kakak senior kita Doni XII – 1 nembak
Qisya dikelasnya. Saat itu hanya ada mereka berdua, mungkin Qisya baru selesai
olahraga dan teman-temannya semua kekantin. Jadi hanya ada mereka berdua
dikelas itu. Entahlah~” jawab Sandi.
Bagai disambar petir, Ayyas benar-benar kaget, merasa akan
kehilangan nafasnya, Qisya, wanita pujaannya yang sangat dia cintai itu.
“Sungguh? Kau tak bohong padakukan?”
“tentu saja tidak bodoh! Untung apa aku berbohong padamu!
Kau tau kan kalau aku berpacaran dengan sahabatnya, Nurul. Dia menceritakan hal
yang sama padaku kemaren. Tapi tenang yas tak usah memasang wajah panik begitu.
Qisya menolak Doni. Katanya dia sudah mencintai oranglain” Sandi menceritakan
kejadian yang dia lihatnya itu.
“Qisya menyukai orang lain? Tapi siapa?” tanyanya dalam
hati.
“Apalagi yang kau tunggu! Kau ingin Qisya diambil orang lalu
kau akan menyesal seumur hidupmu karna kau tak pernah mengutarakan isi hatimu
padanya! Tembak dia sebelum dia ditembak laki-laki lain lagi”
Ayyas bingung.. ia ingin sekali mengutarakan isi hatinya
seperti yang dikatakan sahabatnya itu tapi ada keraguan yang menyusup
dihatinya. Siapa yang Qisya sukai? Ayyas bingung memikirkan hal itu.
“HEI HEI.. Kenapa kau melamun? ” tanya Sandi malas.
“Lalu, apa yang harus aku lakukan San?” tanya Ayyas meminta
pendapat sahabatnya Sandi.
“haduh, yang begini aja kamu masih mikir! Kejar dia yas,
tembak dia, buat dia Cuma jadi milikmu”
“Bagaimana caranya? Mana mungkin tau tau aku datang padanya
terus mengatakan “jadi pacarku ya” itu akan sangat memalukan. Aku kan
belum pernah secara formal menyapanya San dan bisa-bisa aku langsung ditolak
saat itu juga!” tegas Ayyas.
“oke oke begini saja. Sepulang sekolah nanti kau ajak Qisya kencan
nanti malam, lalu bawa dia ke alun-alun dipinggir kota. Sisanya biar aku yang
urus bagaimana?”
“kau yakin rencanamun itu akan berhasil? Aku tak ingin malu
didepannya. Jika kau mengacaukannya habis kau!!” ancam Ayyas.
“kau tenang saja yas.. Serahkan semuanya padaku. Kau terima
beresnya saja” sahut Sandi dengan senyum seringai yang sulit diartikan..
~oOo~
.:PULANG SEKOLAH:.
TEETTT !!
TEETTT !!
Bel pulang sekolah berbunyi. Seluruh siswa SMA Negeri 6
Purworejo bersiap untuk pulang kerumah mereka masing-masing tapi tidak untuk
pemuda yang berdiri diparkiran menunggu seseorang~.
“aduh, kenapa dia lama sekali seharusnya dia sudah ada
disini” jawab Ayyas. Dia sedang digerbang sekolah menunggu Qisya keluar
kelasnya untuk melakukan rencana Sandi tadi meskipun Ayyas tidak yakin.
Dua perempuan cantik yang sedang asyik mengobrol sedang
berjalan lurus menuju gerbang sekolah. yang satu dikuncir ikat kuda, tinggi
dengan badan putih sexy. Nurul, sahabatnya Qisya. Sedangkan Qisya dengan
postur badan tidak terlalu tinggi, putih dengan rambut sebahu yang ia biarkan
terurai menambah kecantikan wanita itu dimata Ayyas.
“Hei sya, itu Ayyas. Kenapa dia belum pulang? Mungkin dia
menunggumu sya ha ha” gurau Nurul kepada sahabatnya.
“mana mungkin Nurul bodoh! Ayo cepat kita pulang”
Saat hendak melewati Ayyas ...
“Qisya!” teriak Ayyas memanggil .
Qisya menengok bingung “kenapa ini?” batin Qisya.
“iya? Ada apa Yas?” jawabnya dengan bingung.
Jelas saja Qisya bingung selama 1 tahun ini satu sekolah
mereka tidak pernah bertegur sapa, melihat pun seperti orang tidak saling
kenal. Lalu mengapa tiba-tiba Ayyas memanggil dirinya.
Eum.. itu.. apa kau ada acara nanti malam? Tanya Ayyas
hati-hati.
“hah?” sahut Qisya bingung. Dia belum dapat merespon maksud
ucapan Ayyas barusan.
“haduh masa harus aku ulangi” Ayyas melangkah maju dan
mendekati Qisya “apa kau ada acara nanti malam? Aku ingin mengajakmu kencan”
kaya Ayyas setengah berbisik.
“oh? Kencan?” tanya Qisya tak percaya.
“kau tak bisa?” dengan perlahan Ayyas memundurkan badannya
agar tidak terlalu dekat dengan Qisya.
“ahh~ tidak! Aku bisa” sahut Qisya cepat “kita bertemu
dimana?” tanya Qisya.
“aku akan menjemputmu sehabis adzan isya. Dirumahmu”
“dirumahku?” tanya Qisya kaget.
“iya, tidak apa apa kan? Nanti malam aku jemput. Aku duluan
ya sya, rul. Ingat abis isya” kata Ayyas tersenyum kepasa Qisya. Dan Qisya
yakin ia ingin pingsan melihat senyum itu..
Saat diperjalanan pulang kerumah Qisya..
“Kau dengar rul? Dia bilang dia akan menjemputku!” kata
Qisya mengulang perkataannya lagi
Nurul memutar bola matanya malas “iya aku tau! Kau sudah
mengatakannya berulang-ulang. Santai aja dong sya” sahut Nurul malas.
“ahh aku sangat bahagia” sahut Qisya dengan nada ceria.
“baiklah baiklah, tapi bisakah kau berhenti tersenyum
begitu? Kau terlihat sangat aneh!”
Tapi Qisya tak mengubris ucapan temannya itu. Dia terlalu
senang hari ini , dan itu semua gara-gara Ayyas. Muhammad Ayyas yang tiba-tiba
mengajaknya kencan itu.
~oOo~
To : Mas Sandi
From : Dek Nurul
“Kau tau mas, tadi siang Ayyas mengajak kencan Qisya.
Ini aneh sekali, Apa Ayyas serius mas?”
To : Dek Nurul
From : Mas Sandi
“Kau tenang saja sayang.. sahabatku itu serius dengan
Qisya, dan aku sedang mengurus sesuatu untuk membantu kencan mereka nanti
malam. Kau mau membantuku?”
To : Mas Sandi
From : Dek Nurul
To : Mas Sandi
From : Dek Nurul
“Mengurus apa? Kau membuat rencana? Kenapa aku tidak
diberitahu?!! :@”
To : Dek Nurul
From : Mas Sandi
From : Mas Sandi
“jangan ngambek dulu, aku ingin memberitahumu tadi
siang, tapi tadi aku lihat kau pulang sekolah sedang bersama Qisya jadi aku
tidak enak.. sudahlah~ kau ketempatku saja bagaimana? Aku capek sekali
sayang..”
To : Mas Sandi
From : Dek Nurul
From : Dek Nurul
“mas ada dimana sekarang?”
To : Dek nurul
From : Mas Sandi
From : Mas Sandi
“alun-alun dipinggir kota, terima kasih. Aku sayang
kamu :*”
Setelah membaca text message itu Nurul hanya tersenyum
sendiri, Mengambil tas lalu pergi ke alun-alun kota membantu Sandi menyiapkan
kencan untuk dua orang bodoh itu.
~oOo~
Qisya Prov :
“Apa yang harus kupakai?” gumam Qisya dikamarnya. “Yang ini?
Atau ini?” 10 menit setelah memilih milih baju.. akhirnya Qisya menemukan satu
yang cocok “Ahh yang ini saja, ini baru pernah aku pakai sekali”
Setelah ia rasa baju yang ia pake cocok, baju dress selutut
dengan lengan panjang ditambah rambutnya yang digerai dan make up tipis
diwajahnya membuat wanita ini semakin cantik. Qisya mendapat pesan text dari
nomor tak dikenal, ternyata itu Ayyas. Dia sudah ada didepan rumahnya.
Jantungnya tak bisa berhenti berdegup, ia sangat gugup untuk kencan pertamanya
hari ini.
Qisya Prov end..
Ayyas Prov :
Flashback 1 jam yang lalu:
“oke, sudah selesai! Yang harus kau katakan adalah cukup
mengucapkan, “aku mencintaimu Qisya, maukah kau menjadi kekasihku?” oke itu
dialog yang bagus. baik baik. Itu cukup mudah Ayyas. Tenangkan dirimu dan temui
Qisya sekarang” Ayyas berbicara dengan bayangannya didepan cermin, melatih
dirinya untuk bertemu dengan Qisya.
Ayyas Prov end.
.:Normal:.
Sekarang aku ada didepan rumahnya, entah kenapa aku gugup
sekali. Aku sudah mengirimkan pesan text untuknya. “Apa dia akan muncul?” Tanya
Ayyas dalam hati.
“maaf lama” kata perempuan itu, Qisya sambil tersenyum manis
menghampiri Ayyas.
Ayyas hanya diam, iya bener-bener terpesona akan Qisya. “Dia
cantik sekali hari ini, dan memang dia selalu cantik” gumamnya dalam hati.
“ahh tidak. Ayo naik!” kata Ayyas sambil menyerahkan satu
helmnya untuk Qisya pakai.
Mereka pergi mengelilingi Kota Purworejo. Malam ini
alun-alun sedang padat ramai tidak seperti biasanya, banyak keluarga yang
sedang menikmati makan bersama keluarganya, ada sepasang teman-teman yang
sedang asyik mengobrol, ada juga sepasang kekasih yang sedang berjalan
menikmati suasana alun-alun kota Purworejo dimalam hari..
Setelah Ayyas tiba ditempat yang suruh Sandi, dia kaget.
Banyak lampu yang menyala dengan indah, dekosi taman yang dihias cukup bagus.
Ayyas benar-benar kagum atas kerja keras sahabatnya itu.
“wah, indah sekali..” ujar Qisya setelah tiba ditempat
dimana dia dibawa oleh Ayyas.
“iya indah, pintar juga si Sandi itu” lirih Ayyas.
“Apa?!” tanya Qisya sambil menegok ke arah Ayyas. Heran .
“Ahh tidak, ayo..” Ayyas menarik tangan Qisya untuk
mengikutinya. Qisya merona, pipinya memanas. Ia senang sekali tangannya
digengam hangat oleh laki-laki yang ia cintai itu.
“kita bisa melihat bintang disini, indah bukan?” tanya Ayyas
“iya, sangat indah~~” jawab Qisya dengan menatap Ayyas.
Pandangan mereka bertemu, terkunci satu sama lain. Mereka
sibuk menyelami mata dihadapannya masing-masing sampai akhirnya Ayyas
memberanikan diri menggenggam telapak tangan Qisya dan menaruhnya di dadanya.
Qisya membulatkan matanya. Kaget .
“Kau merasakannya?” tanya Ayyas masih dengan menatap Qisya.
“Detak jantungku begitu cepat saat bersamamu, maaf bila aku
lancang. Aku sudah menyukaimu dari kelas X, tapi aku terlalu pecundang untuk
mengatakannya padamu. Sungguh aku menyukaimu, ahh tidak. Aku sangat sangat
menyukaimu, aku hanya menyukaimu. Aku memberanikan diri mengatakan ini karna
aku tak ingin kau dirampas laki-laki lain. Jadi pacarku ya Qisya?” Ayyas
mengutarakan isi hatinya sambil terus menatap mata Qisya, seolah olah bintang
malam hari ini tidak lagi dilangit, tapi dimata wanita yang ia sangat sayangi
itu.
“Aku berani mencintaimu, tapi tak berani mengungkapkannya.
Aku hanya berharap kamu akan mengerti Qisya,” lanjut Ayyas.
Qisya kaget bukan main, ia tidak mengira Ayyas akan
mengatakan cinta padanya hari ini. Ia hanya berfikir bahwa Ayyas hanya
mengajaknya pergi untuk berkencan tapi ternyata..
“kenapa diam eoh? Kau tak mau menerimaku?” tanya Ayyas
kembali
Qisya tersentak dari lamunannya, ia membalas genggaman pria
didepannya ini lalu tersenyum
“Aku juga mencintaimu Muhammad Ayyas, aku mau jadi pacarmu”
jawab Qisya tegas tapi tetap tersenyum.
Ayyas yang mendengar jawaban itu sontak langsung memeluk
Qisya, matanya berkaca-kaca ia sangar bahagia cintanya dibalas cinta.
Pasangan baru itupun menikmati kencannya dengan bahagia
tanpa tau ada yang mengawasi mereka dari jauh.
“kita berhasil” bisik Sandi
“bukan kita yang berhasil, tapi mereka” sahut nurul .
“heem, bagaimana kalo kita berjalan-jalan juga malam ini,
aku lapar” jawab Sandi lagi.
Tanpa menunggu persetujuan Nurul, Sandi langsung menggenggam
tangan Nurul dan menariknya jalan-jalan. Nurulpun hanya tersenyum bahagia
sambil membalas genggaman kekasihnya itu..
Malam ini begitu bahagia bagi dua pasangan itu, dan semoga
saja percintaan mereka selalu bahagia..
.
.
E.N.D
.
Maaf cerpen
diatas sangat mengerikan. Maaf juga gak pinter buat Summary. Mohon pembaca
maklum, ini karya saya yang pertama dan semoga kedepannya bisa lebih baik lagi.
Mohon maaf apabila ada kata yang kurang berkenan, cerita diatas murni atas
hasil karya saya sendiri. Terima kasih bagi yang sempat membaca karya saya.
Nama : Sukma Arumandini
Kelas : X 4
No. : 29
SMA N 6 PURWOREJO
Tahun pelajaran 2013/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar